Kamis, 16 Januari 2014

Resensi Refrain - Winna Efendi



Resensi Novel Refrain,
Saat Cinta Selalu Pulang
Disusun oleh :
·         Tia Widiawati                     (21131002)

    Sampul depan :                                 Sampul  belakang :

Bonus :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijydTgMKv46EukmP_GF4befSUYN1mue0dYZ55Le7g3nW4BUm8PM9SnYBRf34EHhvfcCINN1m_d0FNew_eEJMHL0mrXGVD6b5EMYvmbnnoSMwSza5GW7aOH4pubPVUjqahAy_ysABt_mvvZ/s1600/Refrain+1.jpg



IDENTITAS BUKU

Judul buku                  : Refrain, Saat Cinta Selalu Pulang
Pengarang                   : Winna Efendi
Penerbit                       : Gagasmedia
Alamat penerbit          : Jl. H. Montong No. 57, Ciganjur Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630
Tahun terbit                 : 2013
Edisi                            : II
Jumlah halaman           : 317 halaman
Harga buku                 : Rp 57.000,00





















 RESENSI

Winna Efendi lahir di Jakarta tahun 1986, namun menghabiskan sebagian masa kecilnya di Kuala Lumpur dan Brisbane, lalu akhirnya menetap di Jakarta.  Penulis yang memiliki selera music yang aneh, menyukai permainan cahaya, senang menonton film berbagai genre, menyukai makanan manis dan warna putih ini telah melahirkan 9 novel luar biasa. Ia senang menulis dalam lembaran buku tulis lama hingga akhirnya bergabung dengan sebuah komunitas penulisan online. Sekarang ini, Winna bekerja di bidang keuangan, serta menjadi kontributor di beberapa majalah online. Waktu luangnya dihabiskan untuk menikmati tumpukan DVD jadul, bersembunyi dibalik lembaran buku-buku tua yang tak pernah habis dibaca., dan bercita-cita ingin menulis seumur hidupnya. Karya-karya Winna Efendi yang telah diterbitkan ialah Ai, Glam Girls: Unbeliveable (2009), Unforgottable, Truth or Dare (2012), dan Melbourne (2013), serta nonfiksi Draf 1 : Taktik Menulis Fiksi Pertamamu.
Buku ini mengisahkan tentang dua orang sahabat yaitu Nata dan Niki yang telah menjalin persabatan sejak kecil. Saat mereka menduduki bangku SMA, ada warna berbeda dalam persahabatan mereka. Lalu, seorang anak baru di sekolah mereka ikut bergabung ke dalam lingkaran persahabatan mereka. Persahabatan tiga remaja ini terasa sangat sempurna, penuh canda tawa. Namun tidak ada yang sempurna di dunia ini, selain mengenal canda tawa, mereka juga mengel cinta, suka, dan duka. Seorang pemuda dan gadis tidak bisa hanya menjalin persahabatan, akan ada saatnya percikan cinta muncul diantara keduanya. Ada yang mengatakan bahwa sebuah persahabatan tidak boleh dihiasi oleh rasa tersebut, dalam arti cinta antara lawan jenis. Namun inilah yang terjadi, tanpa bisa dicegah. Di satu titik, persahabatan mereka terasa sangat berantakan, berbagai konflik terjadi mewarnai persahabatan mereka. Konflik itu dimulai dari rasa cemburu Nata saat mengetahui Niki telah menjadi kekasih Oliver, kapten tim basket sekolah tetangga. Perasaan cinta yang dipendam Annalise untuk Nata. Hati Oliver yang tidak sepenuhnya mencintai Niki, padahal Niki selalu mengkhayalkan bahwa Oliver adalah seorang pangeran yang selama ini ia impikan. Walaupun telah melalui berbagai konflik, mereka tetap sanggup mempertahankan apa yang telah mereka jalin. Semua tantangan mereka hadapi, dan persahabatan mereka tetap berdiri kokoh di tengah-tengah tantanga-tantangan tersebut.
Namun ada hal yang selalu ingin Nata utarakan, yaitu rasa cintanya. Hingga akhirnya ia menuliskan isi hatinya melalui sebuah surat beramplop biru. Niki membaca surat dari Nata ketika Nata telah meninggalkannya untuk berangkat ke Austria melanjutkan kuliah musik. Barulah Niki menyesal dan menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda juga dalam isi hatinya untuk sahabatnya itu.
Teknik penulisan karya Winna Efendi dalam buku ini sangat unik. Dalam pergantian bab, dalam judulnya selalu ditandai dengan kata “#wish” dan dengan judul yang membuat pembaca semakin tertarik untuk membaca dan merasa ingin tahu apa yang ada didalamnya. Meskipun sudah banyak buku yang memadukan unsur persahabatan yang berkembang jadi perasaan cinta, tapi Winna Efendi mampu mengemas cerita tersebut menjadi sesuatu yang menarik. Konflik yang terjadi pun hadir tanpa diduga. Alurnya yang maju membuat pembaca tidak terlalu kesulitan dalam mencerna setiap peristiwa. Penokohan karakternya tergambar nyata, tokoh-tokohnya terasa sangat hidup dan memiliki kegemaran masing-masing. Sehingga pada saat membaca, pembaca mampu melihat, mendengar, dan merasakan apa yang sedang dialami tokoh. Kata-kata romantic yang terdapat didalamnya pun membuat hati pembaca berbunga-bunga. Sampul dan desain bukunya pun sangat menarik. Dengan sampul bergambarkan seorang gadis remaja yang memegang sebuah amplop biru dan seorang laki-laki berkacamata di belakangnya di tengah keramaian, membuat pembaca tertarik untuk mengethaui lenih dalam bagaimana alur ceritanya. Namun, ada beberapa kalimat asing yang tidak disertai arti. Misalnya “….memberikan kesan modern pada pakaian vintage tersebut yang menyempit di pinggang dan mengembang di bagian roknya, dengan warna broken white.” yang berada di halaman 248. Itu membuat pembaca yang kurang wawasan bahasa mengalami kesulitan dan susah memahaminya. Ending-nya juga menggantung, atau dengan kata lain open ending. Itu membuat pembaca penasaran dan menerka-nerka apa yang terjadi setelahnya.
Refrain, Saat Cinta Selalu Pulang menunjukkan tentang sebuah kisah cinta sederhana antara tiga orang sahabat yang merasa saling memiliki meskipun diam-diam saling melukai. Disini kita diajarkan untuk mengerti dan lebih peka terhadap perasaan orang-orang yang berada di sekitar kita. Kita diajarkan untuk berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankan apa yang kita inginkan.  Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini. Yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya. Dan persahabatan sejati adalah persahabatan yang selalu tulus dan selalu memaafkan. Persahabatan yang tidak pernah lekang oleh waktu dan tidak dipenuhi oleh kemunafikan dan keegoisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar